Istilah
asam (acid) berasalah dari bahsasa latin acelum yang berarti cuka.
Sebaliknya,senyawa yang memiliki sifat sangat berbeda disbanding asam yaitu
senyawa alkali (basa) yang diturunkan dari abu berbagai tanaman. Suatu senyawa
dapat diketahui bersifat asam atau basa jika berada dalam bentuk larutannya.
Istilah asam digunakan untuk senyawa yang dalam bentuk larutannya menghasilkan
ion hydrogen (H+). Sementara itu, basa digunakan untuk senyawa yang dalam
bentuk larutannya terurai menjadi ion hidroksida (OH-). Untuk mengetahui
lebih jauh mengenai pengertian maupun pemahaman tentang asam basa sebaiknya
ketahuilah beberapa teori yang disebutkan oleh para ahli seperti berikut ini :
1. Teori Arrhenius
Pada
tahun 1886, Svante August Arrhenius, seorang ilmuwan dari Swedia
menyatakan teori tentang asam dan basa. Menurut Arrhenius, asam merupakan zat
yang menghasilkan ion hydrogen apabila terlarut dalam air, sedangkan basa
didefinisikan sebagi zat yang menghasilkan ion hidroksida jika dilarukan dalam
air. Jadi teori ini haya terbatas pada pelarut air saja. Jika pelarutnya bukan
air dan zat yang terurai tidak mengandung hydrogen dan hidroksida, teori ini
tidak berlaku. Contoh reaksi yang tidak dapat dijelaskan dengan teori Arrhenius
yaitu :
N ¬ H3
+ HCl ---> NH4Cl
Reaksi
tersebut tidak melibatkan adanya H+ dan OH-. Proses terurainya zat menjadi
ion-ion disebut ionisasi.
2. Teori Bronsted dan Lowry
Pada
tahun 1923, Johannes Nicolaus Bronsted, seorang kimiawan dari Danmark
dan Thomas Martin Lowry, yang juga seorang kimiawan dari Amerika Serikat
mendefinisikan tentang asam basa. Menurut Bronsted dan Lowry, asam adalah
spesi yang memberikan (donor) proton, sedangkan basa adalah spesi yang
bertindak sebagai penerima proton dalam suatu reaksi transfer proton.
Teori
Bronsted dan Lowry melengkapi konsep asam basa Arrhenius. Ion hidroksida dalam
teori Arrhenius tetap menjadi asam dalam teori Bronsted dan Lowry. Ion
hidroksida ini menerima ion hydrogen membentuk H¬2O. Teori Bronsted dan
Lowry ini memiliki keleman tidak dapat menjelaskan reaksi asam basa yang tidak
melibatkan transfer proton.
Salah satu pengembangan dari
definisi asam dan basa Bronsted adalah konsep pasangan asam-basa konjugat, yang
dapat didefinisikan sebagai suatu asam dan basa konjugatnya atau suatu basa dan
asam konjugatnya. Basa konjugat dari suatu asam bronsted ialah spesi yang
tersisa ketika suatu proton pindah dari asam tersebut. Sebaliknya, suatu asam
konjugat dihasilkan dari penambahan sebuah proton pada asam basa bronsted.
Setiap asam bronsted memiliki
satu basa konjugat, dan setiap basa bronsted memiliki satu asam konjugat.
Sebagai contoh, ion klorida (Cl) adalah basa konjugat yang terbentuk dari asam
HCl, dan H2O adalah basa konjugat dari asam H3O+.
dengan demikian, ionisasi asam asetat dapat dinyatakan sebagai :


asam1 basa2 basa1 asam2
Subskrip 1 dan 2 menyatakan
dua pasangan konjugat asam-basa. Jadi, ion asetat (CH3COO-)
adalah basa konjugat dari CH3COOH.
3. Teori
Lewis
Pada
tahun 1923, Gilbert N. Lewis seorang kimiawan dari Amerika Serikat
mendfinisikan asam basa berdasarkan teori ikatan kimia. Menurut Lewis, asam
adalah penerima (akseptor) pasangan electron bebas. Sementara itu, basa
adalah pemberi atau donor pasangan electron bebas.
Teori
asam basa lewis lebih luas pengertiaannya dibandingkan dengan dua teori
sebelumnya. Spesi apapun yang dapat menerima pasangan electron bebas disebut
asam Lewis. Contoh asam Lewis yaitu H+, B2H6, BF6, AlF6, Fe2+, Cu2+, dan
Zn2+. Suatu spesi tidak selalu menyediakan orbital kosong untuk menjadi
asam Lewis.
Spesi
beruba molekul atau ion yang mendonorkan pasangan electron bebasnya disebut
basa Lewis. Contoh ion halide (Cl-, F-, Br- dan I-), NH3, OH-, H2O senyawa yang
mengandung unsure N, O atau S senyawa golongan eter, keton dan CO2.
Ciri-ciri asam kuat :
Golongan VIIA
Terionisasi sempurna (α=1)
Merupakan elektrolit kuat
Contoh: HCl, HI, HBr, H2SO4,HNO3
Ciri-ciri asam lemah:
Tidak terionisasi sempurna (α<1)
Merupakan elektrolit lemah
Contoh: CH3COOH, H2CO3, H2S, H3PO4, HCN, dll
Ciri-ciri basa kuat:
Golongan IA dan IIA (kecuali Be)
Contoh: LiOH, NaOH, KOH, RbOH, Mg(OH)2, Ca(OH)2,
Sr(OH)2, Ba(OH)2
Ciri-ciri basa lemah:
Contoh: Al(OH)3, Be(OH)2,
NH4OH, Cu(OH)2, Fe(OH)3
Sifat Asam Basa dari Air
Air merupakan pelarut yang
unik, salah satu sifat yang khasnya adalah kemampuannya bertindak sebagai asam
maupun sebagai basa. Air berfungsi sebagai basa dalan=m reaksi dengan asam-asam
seperti HCl dan CH3COOH, dan pelarut ini berfungsi sebagai asam
dalam reaksi dengan basa seperti NH3. Air merupakan elektrolit yang
sangat lemah dan dengan demikian merupakan penghantar listrik yang buruk,
meskipun hanya terionisasi sedikit :


Reaksi tersebut disebut
autoionisasi. Untuk mebjelaskan dari sudut pandang bronsted lowry,
autoionisasinya dinyatakan sebagai :


asam1 basa2 asam2 basa1
Ketika mempelajari reaksi asam-basa
dalam larutan berair, kuantitas yang penting ialah konsentrasi ion hydrogen.
Dengan menyatakan proton sebagai H3O+ atau H+,
kita dapat menuliskan konstanta kesetimbangan untuk autoionisasi air,


[H2O] [H2O]
Karena fraksi molekul air yang
terionisasi sangat kecil, konsentrasi air yaitu [H2O], hamper-hampir
tidak berubah. Dengan demikian.
Kc [H2O] = Kw = [H+][OH-]
Konstanta kesetimbangan Kw
dinamakan kosntanta hasil kali ion, yakni hasil kali antara konsentrasi molar
ion H+ dan ion OH- pada suhu tertentu.
Dalam air murni pada suhu 25oC,
konsentrasi ion H+ sama dengan konsentrasi ion OH- dan
diketahui sebesar [H+] = 1,0x10-7 M dan [OH-]
= 1,0x10-7M. jadi,
Kw = [H+][OH-]
= 1,0x10-14
Apabila [H+] = [OH-],
larutan berair dikatakan netral. Dalam larutan asam terdapat kelebihan ion H+
dan [H+] > [OH-]. Dalam basa ada kelebihan ion
hidroksida sehingga [H+] < [OH-].
pH Suatu Ukuran Keasaman
Karena konsentrasi ion H+
dan OH- dalam larutan air sering kali sangat kecil dan
karenanya sulit diukur, biokimiawan Denmark Soren Sorensen pada tahun 1909
mengajukan cara pengukuran yang lebih praktis yang disebut pH. pH suatu larutan
didefinisikan sebagai logaritma negative dari konsentrasi ion hydrogen (dalam
mol per liter)
pH = -log [H3O+] atau pH= -log [H+]
karena pH pada dasarnya
hanyalah suatu cara untuk menyatakan konsentrasi ion hydrogen, larutan asam dan
larutan basa pda 25oC dapat diidentifikasi berdasarkan nilai pH-nya,
seperti berikut :
larutan asam : [H+] > 1,0 x 10-7
M, pH < 7,00
larutan basa : [H+] < 1,0 x 10-7
M, pH > 7,00
larutan netral : [H+] = 1,0 x 10-7
M, pH = 7,00
pH meningkat dengan menurunnya
[H+].
Skala pOH yang analog dengan
skala pH dapat dibuat dengan menggunakan logaritma negatif dari konsentrasi ion
hidroksida. Jadi, kita mendefinisikan pOH sebagai :
pOH= -log [OH-]
konstanta hasil kali ion untuk
air yaitu :
[H+][OH-]
= Kw = 1,0x10-14
Dengan menghitung logaritma
negative di kedua sisi, diperoleh
-(log [H+] + log [OH-])
= -log (1,0x10-14)
-(log [H+] + log [OH-])
= 14,00
Dari definisi pH dan pOH kita peroleh :
pH + pOH = 14,00
Contoh:
Dalam larutan NaOH,
[OH-] ialah 2,9x10-14M. Hitung pH larutan ini .
Jawab :
pOH = -log [OH-]
= -log (2,9x10-14)
= 3,54
pH + pOH = 14
= 14 – pOH
= 14 – 3,54 = 10,46
Sifat asam
basa secara umum :
Asam
|
Basa
|
Mempunyai rasa masam
Bersifat korosif
Dapat megubah kertas lakmus
biru menjadi merah
Larutan asam dalam air
menghantarkan arus listrik
|
Mempunyai rasa pahit, licin
seperti sabun
Dapat megubah kertas lakmus
merah menjadi biru
Larutan asam dalam air
menghantarkan arus listrik
|
Beberapa cara untuk menentukan
sifat asam basa, yaitu :
Menggunakan kertas lakmus
Menggunakan larutan indikator
Menggunakan indikator alam
Untuk mengidentifikasi larutan
asam atau basa dapat digunakan indikator. Indikator adalah suatu zat yang
mempunyai warna berbeda dalam larutan asam dan basa.
Jenis-jenis indikator:
a. Kertas Lakmus
Ada dua jenis kertas lakmus
yaitu lakmus merah dan lakmus biru. Lakmus merah akan berwarna merah pada
larutan asam dan netral, sedangkan berwarna biru pada larutan basa. Lakmus biru
akan berwarna merah pada larutan asam, sedangkan berwarna biru pada larutan
basa dan netral.
b. Indikator Universal
b. Indikator Universal
Indikator universal mampu
menunjukkan tingkat keasaman dan kebasaan suatu zat.
c. Larutan
Indikator
Indikator asam basa adalah zat
yang memiliki warna yang berbeda dalam larutan asam dan basa. Indokator asam
basa dapat dianggap sebagai asam lemah (HIn)
HIn (aq) D H+ (aq) + In-
(aq)
Berikut ini merupakan
indikator asam basa yang sering digunakan :
No
|
Indikator
|
Perubahan warna
|
Trayek pH
|
1
|
Metil ungu (MU)
|
Kuning – ungu
|
0 – 2
|
2
|
Metil kuning (MK)
|
Merah – kuning
|
1,2 – 2,3
|
3
|
Metil jingga (MJ)
|
Merah – kuning
|
2,9 – 4,0
|
4
|
Metil merah (MM)
|
Merah – kuning
|
4,2 – 6,2
|
5
|
Brom timol biru (BB)
|
Kuning – biru
|
6,0 – 7,6
|
6
|
Timol biru (BTB)
|
Kuning – biru
|
8,0 – 9,6
|
7
|
Phenolftalein (PP)
|
Tak berwarna – merah
|
|
8
|
Alizarin kuning
|
Kuning – merah
|
10,1 – 12,0
|
9
|
Indikator universal
|
Merah, orange, kuning –
hijau, biru, ungu
|
-
|
d.
Indikator
Alami
Warna indikator alami berbagai larutan
Warna indikator alami berbagai larutan
Indikator
|
Larutan
|
||
Asam
|
Basa
|
Netral
|
|
Bunga terompet
Bunga kana
Bunga sepatu
|
Merah
Jingga
Merah
|
Hijau
Hijau muda
Hijau
|
Ungu
Kuning
Merah
|
Tidak ada komentar:
Posting Komentar