I. Pengertian Sistem Koloid
Sistem koloid adalah campuran antara
campuran homogen dan campuran heterogen. Diameter partikel koloid lebih besar
daripada partikel larutan sejati, tetapi lebih kecil daripada partikel suspensi
kasar. Partikel koloid mempunyai diameter lebih besar daripada 10–7 cm(100nm)
dan lebih kecil daripada 10–5(1 nm) cm atau antara 1–100 nm (1 nm =
10–9 m = 10–7 cm). Partikel koloid dapat
menembus pori-pori kertas saring tetapi tidak dapat menembus selaput
semipermeabel.
Pembuatan Sistem Koloid :
A. Cara Kondensasi
Dengan cara kondensasi, partikel larutan sejati
(molekul atau ion) bergabung menjadi partikel koloid. Cara ini dapat dilakukan
dengan reaksi-reaksi kimia, seperti reaksi redoks, hidrolisis, dan
dekomposisi rangkap, atau dengan pergantian pelarut.
1. Reaksi Redoks
Reaksi redoks adalah reaksi yang disertai perubahan
bilangan oksidasi.
2. Hidrolisis
Hidrolisis adalah reaksi suatu zat dengan air.
3. Dekomposisi Rangkap
4. Penggantian Pelarut
Selain dengan cara-cara kimia seperti di atas, koloid
juga dapat terjadi
dengan penggantian pelarut.
B. Cara Dispersi
Dengan cara dispersi, partikel kasar dipecah menjadi
partikel koloid. Cara dispersi dapat dilakukan secara mekanik, peptisasi, atau
dengan loncatan bunga listrik (cara busur Bredig).
1. Cara Mekanik
Menurut cara ini, butir-butir kasar digerus dengan lumping atau penggiling
koloid sampai diperoleh tingkat kehalusan tertentu, kemudian diaduk
dengan medium dispersi.
2. Cara Peptisasi
Peptisasi adalah cara pembuatan koloid dari
butir-butir kasar atau dari suatu endapan dengan bantuan suatu zat pemeptisasi
(pemecah). Zat pemeptisasi memecahkan butir-butir kasar menjadi butir-butir
koloid. Istilah peptisasi dikaitkan dengan peptonisasi, yaitu
proses pemecahan protein (polipeptida) yang dikatalisis oleh enzim pepsin.
3. Cara Busur Bredig
Cara busur Bredig digunakan untuk membuat sol-sol logam. Logam yang akan
dijadikan koloid digunakan sebagai elektrode yang dicelupkan dalam
medium dispersi, kemudian diberi loncatan
listrik di antara kedua ujungnya. Mula-mula atom-atom logam akan terlempar ke
dalam air, lalu atom-atom tersebut mengalami kondensasi, sehingga membentuk
partikel koloid. Jadi, cara busur ini merupakan gabungan cara dispersi dan cara
kondensasi.
a. Komponen Penyusun Koloid
Sistem koloid tersusun atas dua komponen, yaitu fasa terdispersi dan medium
dispersi atau fasa pendispersi. Fasa terdispersi bersifat diskontinu (terputus-putus),
sedangkan medium dispersi bersifat kontinu. Pada campuran susu dengan air yang
disebut di atas, fasa terdispersi adalah
susu, sedangkan medium dispersi adalah air. Perbandingan sifat antara larutan,
koloid, dan suspensi disimpulkan dalam
tabel
berikut ini.
Larutan
(Dispersi
Molekuler)
|
Koloid
(Dispersi
Koloid)
|
Suspensi
(Dispersi
Kasar)
|
Homogen, tak
dapat dibedakan walaupun menggunakan mikroskop ultra
|
Secara
makroskopis bersifat homogen, tetapi heterogen jika diamati dengan mikroskop
ultra
|
Heterogen
|
Semua
partikel berdimensi (panjang, lebar, atau tebal) kurang dari 1 nm
|
Partikel
berdimensi antara 1 nm sampai 100 nm
|
Salah satu
atau semua dimensi partikelnya lebih besar dari 100nm
|
Satu fasa
|
Dua fasa
|
Dua fasa
|
Stabil
|
Pada umumnya
stabil
|
Tidak stabil
|
Tidak dapat
disaring
Contoh:
larutan gula, larutan garam, spiritus, alkohol 70%, larutan cuka, air laut,
udara yang
bersih, dan bensin
|
Tidak dapat
disaring, kecuali dengan penyaringan ultra
Contoh:
sabun, susu,
santan, jeli, selai, mentega, dan mayones
|
Dapat
disaring
Contoh:
air sungai
yang keruh, campuran air dengan pasir, campuran kopi dengan air, dan campuran
minyak dengan air
|
b.Penggolongan Koloid
Ada 8 jenis koloid seperti yang terdapat pada table berikut :
No
|
Fasa
Terdispersi
|
Fasa
Pendispersi
|
Nama
|
Contoh
|
1
|
Padat
|
gas
|
aerosol
|
asap (smoke),
debu di udara
|
2
|
Padat
|
cair
|
sol
|
sol emas, sol
belerang, tinta, cat
|
3
|
Padat
|
padat
|
sol padat
|
gelas
berwarna, intan hitam
|
4
|
Cair
|
gas
|
aerosol
|
kabut (fog)
|
5
|
Cair
|
cair
|
emulsi
|
susu, santan,
minyak ikan
|
6
|
Cair
|
padat
|
emulsi padat
|
jeli,
mutiara,
|
7
|
Gas
|
Cair
|
buih
|
buih
sabun, krim kocok
|
8
|
Gas
|
padat
|
buih padat
|
karet busa,
batu apung
|
·
Aerosol
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
Sistem koloid dari partikel padat atau cair yang terdispersi dalam gas disebut aerosol. Jika zat yang terdispersi berupa zat padat, disebut aerosol padat; jika zat yang terdispersi berupa zat cair, disebut aerosol cair.
·
Sol
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
· Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
· Buih
Sistem koloid dari partikel padat yang terdispersi dalam zat cair disebut sol. Koloid jenis sol banyak kita temukan dalam kehidupan sehari-hari maupun dalam industri.
· Emulsi
Sistem koloid dari zat cair yang terdispersi dalam zat cair lain disebut emulsi.
· Buih
Sistem koloid
dari gas yang terdispersi dalam zat cair disebut buih.
·
Gel
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
Koloid yang setengah kaku (antara padat dan cair) disebut gel.
c. Sifat-sifat Sistem Koloid
1. Efek Tyndall
Efek TyndalI merupakan gejala penghamburan cahaya yang
dijatuhkan oleh seberkas cahaya yang dijatuhkan pada sistem koloid. Sifat
koloid ini dapat digunakan untuk membedakan larutan sejati dan sistem koloid.
Hal ini disebabkan oleh partikel koloid di udara yang menghamburkan cahaya
matahari.
2. Gerak Brown
Jika diamati dengan mikroskop ultra, di mana arah
cahaya tegak lurus dengan sumbu mikroskop, akan terlihat partikel koloid
senantiasa bergerak terus menerus dengan gerak patah-patah (gerak zig-zag).
Gerak zig-zag partikel koloid ini disebut gerak Brown, sesuai
dengan nama penemunya, seorang ahli biologi Robert Brown berkebangsaan Inggris.
3. Elektroforesis
Elektroforesis adalah pergerakan partikel koloid dalam medan listrik.
4. Adsorpsi
Penyerapan pada permukaan ini disebut adsorpsi (jika
penyerapan sampai ke bawah permukaan disebutabsorpsi).
5. Koagulasi
Apabila muatan suatu koloid dilucuti, maka kestabilan
koloid tersebut akan berkurang dan dapat menyebabkan koagulasi atau
penggumpalan(koagulasi).
6. Koloid pelindung
Ada koloid yang bersifat melindungi koloid lain supaya
tidak mengalami koagulasi. Koloid semacam ini disebut koloid
pelindung. Koloid pelindung ini membentuk
lapisan di sekeliling partikel koloid yang lain sehingga
melindungi muatan koloid tersebut. Tinta dan cat perlu diberi koloid pelindung.
7. Dialisis
Untuk menghilangkan ion-ion pengganggu kestabilan
koloid dilakukan dengan cara dialisis.
d. Koloid Liofil dan Koloid Liofob
Koloid yang memiliki medium dispersi cair dibedakan
atas koloid liofil dan koloid liofob. Suatu koloid
disebutkoloid liofil apabila terdapat gaya tarik-menarik yang cukup
besar antara zat terdispersi dengan mediumnya. Liofil berarti suka cairan
(Yunani: lio = cairan, philia = suka).
Sebaliknya, suatu koloid disebut koloid liofobjika gaya
tarik-menarik tersebut tidak ada atau sangat lemah. Liofob berarti tidak suka
cairan (Yunani: lio = cairan, phobia = takut
atau benci). Jika medium dispersi yang dipakai adalah air, maka kedua jenis
koloid di atas masing-masing disebut koloid hidrofil dan koloid
hidrofob.
e. Koloid Dalam Kehidupan Sehari-Hari
Sistem koloid sering kita jumpai dalam kehidupan
sehari-hari. Koloid banyak kita jumpai pada makanan, kosmetik, dan obat-obatan.
Koloid pada makanan misalnya minyak ikan, jelly, susu, santan, mayones, dan
lain-lain. Sedangkan koloid pada kosmetik adalah dapat berupa lotion atau krem.
Koloid pada obat-obatan biasanya dalam bentuk sirup.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar